KILAUDEWASA –
“Ngentot dengan Pamanmu sebulan 2 kali sudah cukup bagus, karena seringnya cuma sekali sebulan. Pamanmu kalau berdiri nggak bisa keras dan baru sebentar main kontolnya sudah ejakulasi” kata Tante Nur.
“Makanya saat melihat tonjolan kontolmu yang besar dari balik celana boxermu tadi, nafsuku langsung bangkit. Dan ternyata kontolmu memang sangat gede dan panjang, Rud. Memekku seperti mau jebol rasanya. Dan luar biasa… belum pernah aku merasakan bersetubuh yang senikmat ini…” bisiknya lirih sambil menikmati sisa2 orgasmenya.
Aku tersenyum dengan perasaan bangga. Kemudian mengikuti langkah Tante Nur ke dalam kamar mandi. Kami sama2 mencuci kemaluan kami. Keluar dari kamar mandi, Tante Nur menutup tubuhnya dengan kimono tanpa mengenahan BH dan CD. Begitu pula denganku yang mengenakan celana boxer dan tanpa memakai CD. Kemudian kami sama-sama melangkah ke ruang makan.
“Mau dibikinin nasi goreng?” tanya Tante Nur sambil melingkarkan lengannya di leherku, dengan sikap yang mesra sekali.
“Boleh, kalau Tante Nur gak capek” sahutku sambil tersenyum.
Tante Nur mencium bibirku dengan mesra, membuat hatiku berdenyut. Karena malam ini sangat lain dari biasanya.
“Kuat berapa kali lagi malam ini?” tanya Tante Nur dengan lengan tetap melingkari leherku. Dengan tatapan yang menggoda.
“Nggak tau Tan. Kan aku juga baru pertama kali ngentot dengan dengan perempuan. Emang biasanya kalau cowok sebaya aku kuat berapa kali?” tanyaku
“Empat atau lima kali juga bisa. Tapi Tante Nur pasti kepayahan. Tante Nur kan bukan remaja lagi” jawab Tante Nur sambil melepaskan rangkulannya dan melangkah ke dapur.
Sebentar kemudian Tante Nur sudah menghidangkan nasi goreng untukku. Ada 2 sendok dan 2 garpu dalam satu piring dan nasi gorengnya pun banyak.
“Mau sepiring berdua, sayang?” Tante Nur mengecup pipiku. Aneh, ada getaran khusus di hatiku. Senang rasanya diperlakukan mesra seperti itu oleh Tanteku.
Layaknya sepasang kekasih, kami lalu makan di piring yang sama. Terkadang saling pandang dan tersenyum.
“Malam ini aku tidur disini ya Tan?” pintaku setelah nasi goreng habis dilahap oleh kami berdua.
“Dengan senang hati,” jawab Tante Nur, “Nanti biar aku kasih tahu mamamu kalau kamu malam ini nginap disini” lanjutnya.
Selesai makan nasi goreng, untuk pertama kalinya aku tidur bersama Tante Nur. Tentu bukan cuma tidur. Kami lakukan lagi persetubuhan yang ketiga kalinya. Yang ketiga ini lebih edan-edanan. Kami bergulingan, saling remas, saling lumat dan kembali mengatur supaya mencapai titik kepuasan dalam waktu berbarengan. Ketika batang kontolku sedang menyemprot-nyemprotkan spermaku di dalam liang memek Tante Nur, terasa benar liang memek itu pun berkedut-kedut, sebagai pertanda bahwa Tante Nur pun sedang merasakan nikmatnya orgasme.
Kami sama-sama terkapar dalam kepuasan. Lalu kami tertidur sambil saling berpelukan dalam keadaan sama-sama telanjang bulat. Begitu nyenyaknya aku tidur, sehingga tak peduli lagi pada tubuhku yang tidak ditutupi sehelai benang pun. Bahkan selimut pun masih terlipat dengan rapi, tidak kami pakai untuk menyelimuti tubuh bugil kami.
Tapi pagi-pagi sekali, ketika hari masih gelap, aku merasakan sesuatu yang lain pada batang kontolku. Ada elusan yang luar biasa enaknya, sehingga aku membuka mataku perlahan. Ternyata Tante Nur sedang menyelomoti batang kontolku.
Aku terdiam dan berpura-pura tetap tidur. Tapi batang kontolku mulai menegang lagi. Ah, gila… permainan bibir dan lidah Tante Nur terasa begitu enaknya, sehingga nafsu birahiku bergejolak lagi dengan hebatnya.
Kemudian Tante Nur berjongkok dengan kakinya berada di kanan kiri pinggulku. Rupanya Tante Nur sedang berusaha memasukkan batang kontolku ke dalam memeknya.
Blesss…. batang kontolku terbenam lagi di dalam liang memek Tante Nur, disusul dengan penjatuhan dada Tante Nur ke atas dadaku, sehingga aku pun membuka mataku.
Tante Nur menggerak-gerakkan pantatnya naik turun, sehingga batang kontolku jadi keluar masuk di dalam mliang memek Tante Nur yang terasa hangat ini. Dinginnya udara pagi tak terasa lagi. Kehangatan dan kenikmatan membuatku mulai berkeringat. Dan diam-diam aku teringat sebuah artikel yang mengatakan bahwa bersetubuh menjelang pagi sangat enak rasanya. Kini aku mengalaminya dan merasakan nikmatnya.
Pada saat tubuh sedang segar-segarnya, setelah semalaman istirahat, aku mendapat “santapan pagi” yang sungguh lezat rasanya.
Tante Nur tambah merangsangku dengan kata-katanya, “Enak ya ngentot subuh-subuh gini?” desisnya sambil mempergila ayunan pinggulnya. Sehingga batang kontolku seperti dibesot-besot ke atas ke bawah ke kanan ke kiri.
“Iya Tan,” sahutku mengimbangi, “ternyata memek Tante Nur enak sekali…”
“Kontol kamu juga enak, sayang. Pamanmu kalah jauh… dudududuuuuuuhhhhh… enak sekali sayang… aaaahhhh… aku bisa jadi tambah sayang sama kamu Rud…” kata Tante Nur.
“I… iii… iya Tan… mmmmmmh… enak Tan… ooooh… ssshhhhh… aaahhhh…” erangku.
Tiba-tiba Tante Nur menghentikan ayunan pinggulnya dan memeluk tubuhku erat2.
“Ruuuuuudddd… akuuuuuu… keluuuuuaaaarrr…!!! ssssshhhhh… aaaaaahhhh… nikmaaaaaatttt… banget Ruuuuuddddd…!!!” jerit Tante Nur mendapatkan orgasmenya yang pertama di pagi itu.
Seeeeerrr… seeeerrrr… seeeerrrr… cairan orgasmenya menyembur banyak sekali menyiram hangat batang kontolku yang masih terbenam di liang memeknya dan liang memeknyapun berkedut-kedut kuat sekali.
Setelah beristirahat sejenak, menyadari batang kontolku yang masih keras di liang memeknya, Tante Nur mengeluarkan kontolku dari dalam memeknya.
“Ganti posisi, Rud. Kamu yang di atas” pinta Tante Nur sambil merebahkan tubuhnya di sampingku. Namun kali ini Tante Nur terlentang sambil mengganjal pinggulnya dengan bantal. Lalu kedua kakinya direntangkan lebar-lebar. Sehingga kemaluan Tante Nur tampak merekah, tampak kemerahan bagian dalamnya.
“Supaya apa diganjal bantal gitu Tan?” tanyaku polos.
“Biar kamu bisa masuk semuanya” jelas Tante Nur lalu tersenyum sambil mengelus memeknya sendiri.
“Oya? tanyaku dengan keheranan.
“Iya sayang… cobalah… pasti beda rasanya” jawab Tante Nur.
Aku tersenyum, lalu mengikuti petunjuk Tante Nur, memasukkan batang kontolku ke dalam memeknya yang sudah sangat basah itu. Kemudian aku menahan tubuhku dengan kedua tangan tertekan di kanan kiri Tante Nur, seperti tukang becak yang sedang memegang stang becaknya.
Gila, Tante Nur benar. Dengan cara seperti itu sensasinya sungguh luar biasa. Rasanya batang kontolku amblas sepenuhnya ke dalam liang memek Tante Nur yang mencuat ke atas itu.
“Duuuuuuuh… sudah masuk, Rud…??!!! Iya… ooooohhhh… kontolmu emang gede sekali, Rud. Sampai seret begini rasanya… ooooohhh… enak bangeeeetttt… ssssshhhh… ooooohhhh…” bisik Tante Nur terengah-engah sambil mendekapku erat2.
“Aaaahhh… nikmat sekali Taaaaaan… lebih mantap rasanya…” cetusku sambil mengayun batang kontolku.
Tante Nur pun mengangkat kakinya sampai melewati bahuku dan menggantung kakinya di bahuku. Dengan begitu aku semakin leluasa menggerakan batang kontolku dan membenamkannya dalam2 di liang memek Tante Nur.
Sampai fajar menyingsing, aku masih mengayun batang kontolku. Keringat pun mulai bercucuran, berjatuhan ke perut dan dada Tante Nur. Ooooohhh… sungguh pagi yang indah sekali.
Aku terus mengenjotkan batang kontolku, sambil mempermainkan payudara Tante Nur yang montok dan masih sangat kencang itu. Tante Nur menikmati semuanya dengan ganasnya. Pinggulnya bergoyang-goyang erotis sekali, meliuk-liuk dengan gerakan seperti angka 8, membuat batang kontolku seperti dibesot-besot dengan nikmatnya di dalam liang memeknya. Aku pun terpejam-pejam saking enaknya.
Pada satu saat Tante Nur merengkuh leherku, kemudian menciumi bibirku, bahkan lalu melumatnya dengan penuh gairah. Aku pun tak tinggal diam. Kulumat juga bibir dan lidah Tante Nur yang terasa hangat ini. Sementara gerakan batang kontolku semakin cepat bergerak maju mundur dan keluar masuk di dalam jepitan liang memek Tante Nur. Sehingga gak lama kemudian, tubuh Tante Nur kembali mengejang sambil memeluk erat tubuhku.
“Aaaaaaahhhhhh… akkkuuuuu… keluuuuaaaarrrr… laaaaagiii… Ruuuuudddd… sssssshhhhhhh…. ooooohhhh… enaaaaaakkkkk… Ruuuuuuddddd…. sssssshhhhh… aaaaaaahhhhh…..!!!” teriak Tante Nur mendapatkan orgasmenya yang kedua.
Seeeeerrr… seeeerrrr… seeeerrrr… cairan orgasmenya kembali menyiram batang kontolku. Liang memeknyapun berkedut-kedut kuat sekali lebih kuat dari yang pertama tadi.
Aku merasa bangga, karena dalam senggama di pagi ini aku berhasil membuat Tante Nur dua kali orgasme. Aku memang jadi tangguh sekali. Karena dalam semalaman sampai pagi ini aku telah bersetubuh empat kali dengan Tante Nur. Tapi aku kasihan melihat Tante Nur yang seperti sudah kepayahan disetubuhi olehku. Maka sambil menikmati empotan memek Tante Nur yang luar biasa nikmatnya itu, aku berkonsentrasi agar cepat ejakulasi. Akhirnya dengan sekali hentakan, aku membenamkan batang kontolku sedalam mungkin, sampai menyentuh dasar liang memek Tante Nur.
Croooottt… crooottt… croooottt… bersemburanlah spermaku dari kontolku, memancar-mancar di dalam liang memek Tante Nur.
“Ssssssshhhhh… aaaaaaahhhh… Tanteeeeeeee… akuuuuu… keluuuuaaaarrr…!!! Nikmaaaaattt… sekaaalliii… Taaaaannn…!!!” aku mengerang merasakan nikmatnya ejakulasiku. Aku pun lalu ambruk ke dalam dekapan Tante Nur.
“Aduuh… gila kamu kuat banget, sayang…” kata Tante Nur sambil mencium pipiku.
“Tadi sebenarnya masih bisa bertahan, tapi kasihan Tante Nur sudah ngos-ngosan gitu” kataku sambil mempermainkan payudara Tante Nur yang masih dibasahi keringat. Aku diam dan seluruh badanku terasa lemas.
“Ayo Rud kita mandi dulu biar segar” Tante Nur mengajakku mandi. ajak
Aku memang berkeinginan mandi, segera kusambut tawarannya sambil menggoda.
“Tante, aku dimandiin dong?” kata manja.
“Ala kamu genit juga, beres deh ntar Tante mandiin” jawab Tante Nur sambil bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi, akupun mengikutinya dari belakang.
Di kamar mandi, Tante Nur mengguyur seluruh badanku dengan air hangat yang mengucur lewat dari shower. Tangannya trampil sekali menyabuni seluruh bagian tubuh belakangku. Aku yang dalam keadaan telanjang seperti bayi yang sedang dimandikan oleh Tante Nur.
“Sekarang bagian depannya, Rud” perintah Tante Nur.
Ketika aku berbalik menghadap Tante Nur. Sepasang payudara yang besar dan montok itu menggantung indah di dada Tante Nur, kini tepat didepan mukaku. Kedua putingnya yang besar terlihat merah kecoklatan.
Aku tidak bisa menahan nafsu segera kuraih kedua payudara Tante Nur dan kuremas-remas. Tante Nur diam saja dan masih terus menyabuni tubuh bagian depanku. Saat putingnya aku pelintir-pelintir Tante Nur mulai mendesis. Kupeluk tubuh Tante Nur yang montok dan lehernya kuciumi lalu kedua putingnya aku hisap2.
Sementera itu kontolku yang sudah ngaceng kembali menerjang-nerjang bagian memek Tante Nur. Tangan Tante Nur kemudian meraih batang kontolku dan dikocoknya dengan lembut sehingga bantang kontolku jadi semakin besar dan keras.
Aku semakin bernafsu dan ingin segera menyarangkan kontolku ke dalam memek Tante Nur. Aku merendahkan badanku dan Tante Nur kusenderkan ke dinding kamar mandi. Kuarahkan kepala kontolku ke gerbang liang memek Tante Nur lalu pelan2 aku tekan sampai tenggelam seluruhnya ke dalam liang memeknya. Rasanya nikmat sekali dan Tante Nur memelukku erat sekali.
Tante Nur mulai mendesah dan menikmati goyanganku.
“Oooouuhhh… sayaaaangggg… ooooouuhhh… besarnya kontolmu… aaauuuuff… tariiiikhh… aaaaahh… enaaaakkk… teeekaaaan lagiii… aaaahhhh… niiiiikmaaaattttt… uuuuhhhh… pelan sayaaaaanggg… oooouuuffff… enaaaknyaaaa… ooooooohhhhhh… saayaaaang…” tak henti-henti Tante Nur memuji kenikmatan dari besarku yang kini menggesek dinding2 liang memeknya.
Rintihan Tante Nur membuatku semakin bersemangat untuk memompa kontolku semakin cepat. Tante Nur mengangkat kaki kirinya dan dilingkarkan ke pinggangku sehingga aku makin leluasa memompa memek Tante Nur.
“Ooooohhhh… Ruuuudd… kontolmu enak banget Rud, memekku rasanya sesak banget diganjel sama batang kontolmu yang sanagt gede… aduuuuuh… terus Rud enak banget” kata Tante Nur sambil terus merintih.
Aku terus memompa kontolku didalam liang memek Tante Nur sambil mulutku menciumi leher dan telinga Tante Nur. Tante Nur memelukku erat sekali.
“Sayaaaanngggg… ooouuhhhh… terussshhhh… Ruuuuud… aaahhhhh… ennaaakkk… akkuuuu nggaaaaaakk taaaaahaaannn… akkuuuu… keluuuuuaaaarr… keeeeeeeeelllllluuuuuaaarrr… aaahhhhhhh…!!!” jeritan panjang Tante Nur diiringi hempasan keras pangkal pahanya kearah kontolku. Kira-kira semenit kemudian badan Tante Nur ambruk dalam pelukanku. Nafasnya tersenggal-senggal, tubuhnya lemas lunglai. Kontolku yang masih mengeras mengganjal dalam liang memeknya yang banjir.
“Aduh Rud, nikmatnya sayang… aku puas sekali… kamu makin pinter aja mainnya sampai aku lemes banget “ kata Tante Nur. Dia mencapai orgasmenya dan memeknya terasa berkedut-kedut kuat sekali. Gerakanku ditahannya dan dia memelukku erat sekali.
Sementara itu aku sedang tanggung, lalu Tante Nur kuminta membungkuk membelakangiku. Pantatnya yang bahenol sunguh sangat mempesona , batang ku arahkan masuk ke memeknya dari arah belakang. Dan kemudian seluruh batang kontolku sudah tenggelam di dalam liang memek Tante Nur. Aku kembali menggenjot dengan menabrak-nabrakkan pangkal pahaku dengan bongkahan pantat Tante Nur yang tebal.
Pemandangan pantat Tante Nur yang bergetar setiap kali kutabrak membuatku semakin bernafsu. Aku terus mempercepat pompaanku hingga kemaluan kami berbunyi. Tante Nur kelihatannya naik lagi nafsunya, dia memutar-mutar pantatnya sehingga batang kontolku seperti diremas. Aku memperpelan gerakanku menyesuaikan dengan putaran pantat Tante Nur yang sangat mengagumkan.
Aku mulai merasa akan mencapai ejakulasi maka hunjamanku kubenamkan dalam2 dengan gerakan keras.
“Aaagghhhhh… Taaaaannn… aaakuuuu… kelluaaar… enaaakk sekaliii… aaaagghhh…!!!” aku mengerang keenakan. Dalam waktu tidak berapa lama aku menyemprotkan spermaku di dalam liang memek Tante Nur. Kontraksi kontolku nampaknya menambah rangsangan di memek Tante Nur sehingga dia menggerakkan pantatnya tidak beraturan sampai kemudian tangannya menarik badanku rapat ke tubuhnya.
“Uughhh… hhmmm… aku keluar jugaa… aaagghh… enaaakk… uughh” Tante Nur menjerit keras sekali. Memeknya kembali berdenyut dan kali ini lebih lama dari yang pertama tadi.
Tante Nur kembali memujiku, katanya permainan semakin luar biasa, karena dia bisa sampai merasakan kenikmatan dua kali. Yang terakhir kata dia nikmat sekali sampai tubuhnya hampir-hampir tidak kuat berdiri.
Kami mandi bersama dan setelah mengeringkan badan, kami berpakaian. Aku ke ruang tengah, sementara Tante Nur ke dapur menyiapkan makan buat kita berdua. Setelah sekitar setengah jam, Tante Nur mengajakku makan bersama.
Sehabis makan, karena capeknya tubuhku, aku tertidur di sofa. Menjelang tengah hari aku terbangun. Melihat hari sudah siang, aku berpamitan ke Tante Nur untuk pulang ke rumah.
SEJAK peristiwa indah itu, aku dan Tante Nur selalu melampiaskan nafsu birahi kami. Kapan saja aku mau, Tante Nur selalu siap meladeniku. Bagitupun denganku. Kapanpun Tante Nur menginginkanku, akupun selalu siap melayaninya.