Gelang Kaki

Gelang Kaki

KILAUDEWASA -Apakah kalau cewek pakai gelang kaki, artinya cewek tersebut nakal?

Gelang di pergelangan kaki Wida menarik perhatiannya dari tadi. Dia teringat obrolan teman-temannya di dalam kelas beberapa waktu lalu. Katanya kalau cewek sudah nikah tapi pakai gelang kaki di kanan itu artinya swinger. Yang lain tidak tahu apa arti swinger. Jadi teman yang bilang pertama kali menjelaskan, swinger itu artinya sudah nikah tapi mau gituan sama orang lain. Tukaran suami/istri. Anak-anak SMA itu sebagian melongo, sebagian lagi tertawa-tawa nakal.

Dari dalam mobil itu, pemandangan terlihat gelap keruh karena kaca filmnya sangat gelap. Kalau ada orang lewat, dia tidak akan bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Tapi di tempat parkir yang sepi itu orang jarang lewat.
Cuma ada dia dan Wida di dalam mobil. Wida membaca SMS yang masuk ke ponsel yang dipegang tangan kanannya. “Suamiku nanya kapan pulang. Aku jawab sebentar lagi. Kalau kamu sebentar lagi apa masih lama…”

“…crotnya?”

Dia mengenal Wida sebagai sosok perempuan high class, jadi mendengar Wida berbicara seperti pelacur murahan membuat penisnya yang dipegang tangan kiri Wida jadi makin keras. Wida mulai mengocoknya lebih cepat sambil menaruh HP. Dia melihat kilatan cincin kawin di tangan kanan Wida. Dia mengulurkan tangan, mau menyentuh tubuh Wida, tapi Wida menampar tangan itu.

“Aku bilang kan tadi, jangan pegang-pegang…” kata Wida.

Wida berhenti mengocok, membungkuk, membuka bibir merahnya, menjulurkan lidah. Setitik mani di lubang di kepala burung dijilatnya.

“Kalau berani coba pegang lagi…” Wida menggenggam lagi HP-nya, “aku telpon suamiku, terus kubilang aku mau diperkosa sama kamu. Suamiku kenal polisi, dan tau kamu itu siapa. Ngerti, Irzan?”

Dia, Irzan, menjawab dengan anggukan. Biarpun laki-laki, sebagai anak SMA wibawanya kalah dengan perempuan ini. Baru kali ini dia merasa terangsang sekaligus gentar.

“Bagus,” kata Wida dengan puas sambil mulai mengocok lagi. “Kamu baru boleh nyentuh aku kalau kusuruh.” Dia lalu mengangkat tangan kanan ke depan mulut, memonyongkan sepasang bibirnya yang merah basah, dan meludah ke telapak tangannya. “Cuh!” Wida kembali mengocok penis Irzan. Terdengar bunyi becek dan Irzan merasa ada tekanan yang mulai terbentuk di dalam buah pelirnya. Dan dia cuma bisa bengong. Bengong melihat Wida memasturbasinya dengan tangan dan mulut Wida yang dekat sekali dari kejantanannya.

Dan bibir indah itu pindah ke atas penisnya…

Wida menjilat lagi mani yang menitik. Sambil terus mengocok.

“Kita nggak punya banyak waktu, sebentar lagi Faisal datang ke sini. Jadi aku mau tanya langsung. Kamu mau masukin kontolmu ke dalam mulutku nggak?”

Irzan kaget mendengar santainya Wida menanyakan itu. Dia menjawab terbata-bata, “I-i-iya.”

Tampaknya Wida suka jawaban itu. Dia bangkit dan mendekatkan bibirnya ke telinga Irzan. Irzan merasakan nafas hangat Wida di telinganya selagi Wida berkata nakal, “Itu yang kamu bayangin ya Irzan? Kalau kamu ke rumahku buat ketemu Faisal? Pengen kusentuh kayak gini? Kontolmu dikocokin?” Irzan mengangguk, memang itu yang ada di dalam pikirannya sejak dia pertama kali bertemu kakak temannya itu. Wida adalah kakaknya Faisal, teman sekolahnya. Masih muda, baru 27.

“Kamu pengen aku tempelin bibirku ke titit kamu? Pengen aku nelen batang kamu?” desis Wida di telinga Irzan. Lagi-lagi Irzan cuma bisa mengangguk.

“Jawab yang benar, Irzan!” perintah Wida.

“Iya!” sembur Irzan.

“Iya apa?”

“Iya… Kak Wida, tolong isep kontolku!”

“Bagus. Gitu dong kalo jadi cowok, tegas, bilang apa yang dimauin. Satu lagi pertanyaannya. Jam berapa sekarang?”

Heh? Kok nanya waktu? Irzan bingung tapi dia otomatis berusaha mencari jawabannya. Di mobil pasti ada jam digital. Dia menengok ke arah jam digital di dashboard lalu membaca angka-angka di sana.

“Jam setengah tigGAAAHH!??”

Wida tak menunggu jawaban dan langsung melahap kemaluan Irzan yang sedang membaca jam. Irzan menjerit kaget dan langsung menoleh ke bawah. Dan dia melihat pemandangan paling menakjubkan sepanjang hidupnya. Kepala penisnya dijepit bibir merah seksi Wida. Wida melepasnya lagi dan meninggalkan bekas lipstik di sana. Lalu Wida memasukkannya lagi dalam mulut, kali ini sampai setengah batang. Bibirnya mencengkeram erat lalu mulutnya mundur lagi. Hasilnya adalah noda merah seputar batang basah Irzan.

“Mmmh… enak nggak Irzan?” Wida bertanya sambil menatap Irzan. Jawabannya anggukan. Wida kembali ke bawah dan kali ini mengenyot salah satu buah pelir Irzan. Disedot lalu dilepas seperti diludahkan. Kembali lipstiknya tertinggal di sana. Lalu Wida mulai menjilati seluruh permukaan batang Irzan. Tangannya menggenggam pangkal batang itu dan dia mulai menyepong. Bibirnya masih merah menyala, turun menyusuri batang, makin lama makin dekat dengan pangkal. Jarinya yang menggenggam pangkal batang ternoda merah ketika bertemu bibir itu. Di jari yang lain, cincin kawin tampak berkilat menyilaukan mata Irzan. Kepala Wida naik turun memberi kenikmatan.

Irzan jadi berpikir macam-macam. Posisinya benar-benar rawan. Celananya terbuka, dan kakak temannya sedang menyepong kemaluannya. Apa yang bakal terjadi kalau ada orang yang memergoki? Tapi Irzan juga merasa dia makin tak tahan. Birahinya sudah mau meluap. Dia sedikit lagi muncrat dalam mulut Wida, dan tidak ada lagi yang dipikirkannya! Dia mulai mendesah tak karuan.

“Agh… aah… Ungh… Ga… Tahaan!”

Dan tiba-tiba Wida meremas penisnya yang sudah mau menembak itu!

“Mau apa kamu, Irzan??” tantangnya.

“NGHH!! KAK!! MAU!! CROT!!” Irzan meracau karena sudah lepas kendali.

“Ayo crot di dalam mulutku Irzan! Crot-in mukaku! Bikin aku mandi peju!” Lalu Wida menyepong dengan ganasnya. Dia
memasukkan seluruh batang itu ke mulutnya, lalu naik turun dengan cepat”

“Aym crof ff dalmf! Crfin knfolm!” Kata-kata Wida tak kedengaran jelas lagi karena dia berusaha ngomong dengan mulut penuh.

“Ah! Ahh!! Kak! Aku! GA TAHANNN! DI DALAM!!” Mendadak gelora kenikmatan melanda dan Irzan merasakan senjatanya mulai menembak gencar di dalam mulut Wida. Seluruh tubuh Irzan sampai melengkung dan mengejang ketika semburan demi semburan memancar kuat. Wida sepertinya menelan semuanya.

“NGGHHHAAA!!” jerit Irzan.

Wida mencengkeram pantat Irzan dan malah mendesakkan kontol Irzan lebih jauh ke mulutnya. Semburan peju Irzan sepertinya terlalu banyak dan Wida tak cukup cepat menelannya, sehingga sebagiannya mengalir keluar. Wida lalu malah melepas kemaluan Irzan dari mulutnya dan mengocoki batang yang sedang menembak-nembak itu sambil menyemangati.

“Ya! Ayo crot lagi! Mandiin aku pake peju!”

Dan dua semburan berikutnya mendarat di wajahnya, lalu di rambutnya. Akhirnya semburan-semburan itu reda dan Wida menjilati sisa-sisa yang mengalir di batang Irzan. Cipratan peju ada di mana-mana, di wajah dan tangan Wida, termasuk di atas cincin kawinnya.

Sesudah lega mengeluarkan simpanannya, Irzan menengok ke arah jam lagi.
15.00.

Jam tiga! Dan Faisal sudah terlihat berjalan ke arah mobil bersama beberapa teman lain! Tapi Wida lebih gesit bertindak.
“Ayo cepat pakai lagi celananya!” perintahnya, selagi dia sendiri menyambar tisu dan menyeka wajah. “Kalau sudah, cepat keluar!”

Irzan buru-buru keluar dan bersembunyi. Tak lama kemudian Faisal, adik Wida, teman sekelasnya, sampai ke mobil Wida. Dari tempat persembunyiannya di balik semak, Irzan melihat Wida sudah bertingkah normal lagi. Dia melihat mobil itu pergi membawa Wida dan Faisal, lalu dia sendiri berjalan pulang.

LANJUT PART 2>>>

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *