KILAUDEWASA –“Aaaahhhh…” desahanya tertahan oleh bibir kami yang masih bergelut diselingi lidah yang saling kait mengait.
Tangan kirinya perlahan menggenggam kemaluanku yang telah berdiri tegak masih di bungkus oleh jeans dan CD ku. Tak tahan hanya meremas dari luar tangan kirinya pun menyelusup ke dalam melewati celah atas celana jeansku. Mendapatkan serangan seperti itu, tangan kananku mulai membuka baju atasnya yang berupa kemeja dan menaikan branya keatas. Rina mulai melenguh saat bibirnya kutinggalkan dan ciumanku kuarahkan ke lehernya yang jenjang dan menggairahkan kemudian bibirku mulai merambat turun ke payudara yang telah terbuka dihiasi dengan puting yang coklat kemerahan. Ku hisap – hisap sambil seskali kuberikan gigitan kecil pada puting payudaranya yang telah menegang dalam kulumanku. Sambil tangan kanan ku mulai turun menyusup melalui celah atas calana panjangnya. Masih dalam posisi menyamping aku buka kaitan dan resleting celananya sehingga tanganku lebih leluasa meraih bukit kemaluannya yang ditumbuhi bulu – bulu halus, sepertinya dia rajin mencukur daerah kewanitaanya.
“Aaaaaahhhhh….. gigit lagi maaaassss… aaaahhhh… geli maaassss…” Rina kembali mendesah karena aku serang dari dua titik yang peka rangsangan. Bibir ku masih mengulum puting payudaranya dan tangan kananku bermain di bukit kemaluannya yang telah berasa lembab dan berair pertanda bahwa nafsu nya telah mencapai tahap untuk serangan lebih lanjut. Tangannya sudah telepas dari kemaluanku karena posisi kami saat itu agak susah untuknya menggenggam kamaluanku.
Tak membutuhkan waktu lama aku telah melolosi celana jeans dan CD ku dan dia sendiri telah aku lolosi semuanya dibantu dengan gerakan mengangkat pinggulnya dan badanya. Lepaslah sudah semua penutup tubuh kami diatas kasur motel itu. Mendapat serangan yang bertubi – tubi dariku tanpa dapat melakukan pembalasan, birahinya mulai terusik hingga aku didorong terlentang olehnya dan mulai tubuhku ditindih oleh tubuh motoknya. Dimulai dengan menciumi bibirku ganas lidahnya mulai turun hingga melumat – lumat puting dadaku. Uuuhhh.. rasanya sungguh nikmat. Dengan lincah lidahnya turun menuju perutku yang terbilang sedikit berotot dan dia mengecupnya dengan sedikit memberikan gigitan – gigitan halus disana. Seluruh bulu kuduku meremang mendapatkan perlakuan seperti itu. Akhinya kepala kemaluanku yang telah mengkilat dibasahi cairan precum ku mulai dijilat – jilat dan dikulum – kulum oleh mulutnya. Rasanya bagaikan terbang di awang – awang. Begitu lihai lidahnya dan mulutnya menari di batang kejantananku yang telah mengeras menimbulkan rasa yang sulit kulukiskan dengan kata – kata.
Sambil mengulum kejantananku matanya menatap mataku yang sedang melihat aksinya. Hal itu terasa sangat menggairahkan dan membangkitkan birahiku sebagai lelaki yang telah banyak menaklukan wanita. Hhhmmm,,, tepat seperti dugaanku, Rina memang memiliki nafsu seks yang besar dan liar di ranjang. Mungkin dia kurang puas dengan suaminya yang kerempeng dan terlihat kurang perkasa dalam kesehariannya. Hanya 5 menit dia mengulum kejantananku Rina langsung mengambil posisi mengangkangiku layaknya seorang joki berkuda yang professional. Tanpa basa basi Rina langsung memasukan kejantananku yang berdiri dengan gagahnya dan memiliki ukuran diatas ukuran rata – rata orang asia.
“Aaaaahhhh… gede banget sih Maaaasss….” Perlahan sekali Rina menurunkan pantatnya sehingga gesekan antara kelamin kami bergitu terasa. Centi demi centi kejantananku menembus gua kenikmatan miliknya, sensasinya sungguh lain jika dibandingkan dengan saat aku berhubungan intim dengan instriku. Mungkin ini yang dikatakan nikmatnya perselingkuhan, ada rasa was – was, rasa bersalah, rasa khawatir dan rasa yang bercampur aduk membuat persetubuhan ini terasa begitu melenakan. Setelah kejantananku masuk seluruhnya kedalam kemaluannya, Rina perlahan menggoyangkan pantatnya naik turun seperti sedang menaiki kuda tunggangan yang berjalan pelan. Kemaluannya memang berbeda dari kemaluan istriku, ada rasa seperti denyutan – denyutan halus yang menyelimuti kepala hingga batang kejantananku. Denyutan itu semakin terasa ketika dia mulai menaik turunkan pantatnya yang montok.
Tanganku tidak tinggal diam. Kedua tanganku meraih masing – masing payudaranya dan melakukan remasan – remasan disertai cubitan kecil di puting payudaranya. Rina mulai memperbesar suara desahanya dengan iringan suara pertemuan paha depanku dan pantatnya. Semakin cepat goyangannya semakin membumbung tinggi rasa nikmat itu aku rasakan. Cengkraman vaginanya begitu ketat dan erat seolah hendak melumat habis kemaluanku yang bersarang di dalamnya. Terlintas dalam fikiranku mungkin kemaluan suaminya tidaklah sebesar punyaku sehingga vagina istrinya yang sedang menaiki aku begitu sempit dan menggigit. Ekspresi wajahnya saat dia memacu diatasku sungguh mempesona, ditunjang dengan struktur wajahnya yang menarik dan potongan tubuhnya yang sekal membuat nafsuku semakin memuncak. Apalagi Rina menggoyangkan pinggulnya dengan begitu hebat.
Terkadang dia memaju mundurkan pantatnya, terkadang dia bergerak memutar sehingga kejantananku serasa terpelintir di dalam ruang surgawinya. Uuuhhhh… begitu nikmat persetubuhan ini.
Goyangannya semakin cepat dengan irama yang menghentak – hentak, sepertinya dia hendak mencapai puncak kenikmatan dunia tidak lama lagi. Aku mengimbangi dengan kocokan dari bawah sehingga pantatku terangkat – angkat dari kasur Motel yang empuk itu. Tiba – tiba saja dia menerkam mulutku sambil memasukan lidahnya kedalam rongga mulutku, dengan goyangan pinggul yang semakin cepat dan suara geraman laksana singa betina yang kehilangan anaknya.
Aarrrrgggghhhhh….. dia melepaskan kulumannya dan mendesah sedikit histeris mengiringi denyutan – denyutan di dalam vaginanya yang terasa semakin berair. Badannya tersentak – sentak sambil memelukku erat dan mulutnya singgah di telingaku sambil menggigit pelan. Aku mendiamkan badanku menunggu hingga rina selesai menikmati puncaknya. Kejantananku masih tertancap lekat dalam rongga vaginaya yang terasa becek, tidak mau tinggal diam untuk mengejar puncak kenikmatanku, aku membalikan tubuhnya dan mengambil posisi diatasnya. Kembali kugenjot Rina dengan perlahan agar dia mampu beradaptasi setelah selesai masa orgasmenya berlangsung. Semakin lama semakin cepat aku menggoyangkan tubuhku yang gempal diatas tubuhnya sambil kujulurkan lidahku di sela – sela telinganya. Rina mulai ikut menggoyangkan pinggulnya pertanda nafsunya telah mulai bangkit lagi.
Terkadang digoyangkan pinggulnya kesamping dan memutar menambah nikmatnya percintaan kami. Semua urusan di rumah dan pekerjaan sudah tak lagi terpikirkan yang ada hanya kenikmatan yang terus merambah mendekati puncaknya. Terasa olehku puncakku sebentar lagi akan tiba, aku harus mengurangi tegangan karena masih ada gaya yang ingin aku lakukan dengannya. Kucabut batang pejalku dari vaginanya yang merah merekah, kedua tanganku mengangkat pinggulnya dan memutar sehingga sekarang pantatnya yang padat, bundar, sekal dan besar menghadap kearah kejantananku.
Hhhmmm…. Bokong yang menjadi impianku kini tersaji di hadapanku. Vagina yang telah mekar seolah memanggil – manggil kejantananku untuk segera memasukinya. Bulu – bulu hitam yang tercukur rapi semakin memperindah perabotan vital milik wanita yang tengah kusetubuhi ini. Langsung saja kutusukan batang kebangganku kedalam kemaluan yang telah basah dan siap menerima tusukan mautku. Aaarrrhhh…. Rina mendesah saat kejantananku tanpa tedeng aling – aling memasuki vaginanya dari belakang. Posisi doggy style ini memang sangat nikmat jika dilakukan dengan wanita yang memiliki bokong padat dan besar seperti rina ini. Tempo kocokanku segera kupercepat diselingi dengan desahan – desahan kenikmatan dari Rina. Sepuluh menit kemudian tampak desahan rina semakin besar dan goyangan pantatnya semakin tak karuan.
“Maaaasssss…. Aku keluaaaarrrrrr…..” badannya tersentak – sentak dengan vagina yang berdenyut – denyut membuat aku tidak dapat menahan pancaran mani ku yang sudah akan menyembur.
“Riiinnnn… aku mo keluar juga nih. Dimaanaaaa…?” denyutan di kepala Penisku semakin terasa. Rina segera membalikan badannya sehingga kejantananku yang masih tertancap menjadi tercabut dari vaginanya. Segera disambarnya kemaluanku dan dikulum dengan penuh gairah. Aku pun tak tahan lagi mendapatkan serangan mendadak seperti itu, apalagi memang puncakku sudah di depan mata.
“Aaaarrrggghhhh…. Enak banget Riiiinnn……” spermaku memancur sebanyak lima kedutan dan tanpa membiarkan kejantananku keluar dari mulutnya semua cairan kenikmatanku dihisap dan ditelan olehnya. Badanku terasa begitu ringan bagai melayang di awang – awang. Rasa kenikmatan yang menyelimuti tubuhku berangsur – angsur menghilang meyisakan rasa kepuasan yang tersungging dibibirku. Rina masih menjilati kepala kemaluanku hingga bersih dari cairan kenikmatanku.
Aku terlentang penuh kepuasan di sebelah nya dengan memejamkan mata menikmati orgasme yang baru saja berlalu. Dia terbaring disebelahku dengan posisi menyamping sambil memeluk erat tubuhku dan terkadang jemarinya bermain di puting dadaku yang masih tersisa ketegangannya. “Hhhhmmmm… ga salah penilaianku. Mas memang lelaki sejati. Tahu gak Mas, kenapa aku sampe pengen banget ngerasain berhubungan badan sama mas?” Rina berbisik di telinga kananku dengan tangan yang masih mengusap usap dadaku. “Ga tau. Emang kenapa sih Rin?” aku kembali bertanya dengan mata yang masih terpejam.
“Soalnya aku sering denger cerita dari si Mba kalo Mas itu orangnya jantan banget and jago banget kalo maen seks. Setiap aku ketemu Mas, aku jadi menghayal gituan mas. Kaya gimana sih jantannya mas. Jadinya aku berani – beraniin aja minta Pin BB nya mas. Cuman nunggu kesempatan yang pas. Sebenarnya waktu aku datang ke rumah dan minta nomer Pin BB mas, aku tahu kalo si Mba’ lagi enggak ada di rumah. Soalnya, sebelumnya aku liat dia keluar sama si sulung pake motor. Jadi aku langsung ke rumah mas. Ternyata bener kesampean juga. Kapan – kapan kita ulangin lagi ya Mas.” Rina berkata yang menyerupai berbisik karena bibirnya tepat di telinga kananku.
Setelah berbincang – bincang pasca hubungan intim kami, kamipun bergegas pulang tentu saja saat mendekati kompleks kami, dia turun kebih dulu agar menghindari kepergok tetangga atau orang – orang yang mengenali kami. Sepertinya percintaan ini akan berlanjut karena Rina begitu terkesan dengan pegumulan kami tadi. Hhhmmm… aku menghela nafasku panjang – panjang sambil keningku berkerut dan terpikirkan olehku. “Bakalan BBM-an lagi nih. Gaaaassss ppppooooollllll…..”
TAMAT…..