Pembantu Gatel Part II

Pembantu Gatel Part II

KILAUDEWASA –Waktu dulu aku masih kerja di PT. XXX gaji aku sangat berlimpah aku cuma kasih ke istriku setengahnya dan sisanya aku simpan sendiri dia memang engga tau kalau gaji aku dua kali lipatnya belum tunjangan-tunjangan lainya seperti uang makan, uang transport, uang perbaikan mobil, uang kopi dll pokoknya yang dia tau gaji aku cuma segitu dong sudah mencangkup segala-galanya, itu aja dia juga masih bisa menyimpan setengahnya dari gaji yang aku berikan setiap bulannya. Wah kalau dipikir-pikir waktu dulu aku bener-bener happy banget deh, hampir tiap minggu aku main dengan cewe dengan tarif yang high class kalau dihitung-hitung sudah berapa puluh juta uang yang dibuang percuma unutk ngecret doang.

 

Sambil terus ngelamun batang kemaluanku terus dihisapi serta dijilati oleh Tia pembantuku, tiba-tiba dia berkata,
“Ko, ngelamun sih pak, pasti keenakan ya….”
“Iya, abis kamu engga dari dulu sih bilang kalau kamu juga suka ngeeesex….”
“Iya pak saya juga nyesel engga dari dulu bilang ke bapak, habis saya takut sih”.
“Eh, Tia ngomong-ngomong waktu dulu, kalau kamu lagi kepingin bagaimana..”.
“Ya.. saya main sendiri pak, kadang-kadang kalau saya kepasar saya beli ketimun pak buat main sendiri..”.
“Wah… berarti ketimun yang kamu sering masak bekas kamu pakai ya…”.
“Engga pak, kan saya beli ketimunnya banyak pak, lagian kalau habis dipakai untuk itu biasanya ketimunnya bonyok pak.. alias hancur…”.
“Tapi pernahkan kamu kasih saya timun yang hancur, waktu itu kamu bilang timunnya hancur gara-gara tas plastik bawaan kamu putus hayyyoooo..”.
“Iya deh pak saya minta maaf lagi, soalnya waktu itu saya kepengen berat pak, jadi saya pakai dulu ketimunnya, sehabis saya main saya pergi lagi kepasar untuk beli ketimun eh.. sudah kehabisan pak, jadi saya pakai saja yang itu, soalnya bapak kalau makan kan musti ada lalapannya, tapi engga usah kawatir pak timunnya sudah saya cuci bersih ko pak…”.
“Tapi rasanya lain ya Tiaaaa, saya juga sudah curiga..”.
“Lain bagai mana pak???..”.
“Iya, rasanya lebih enak dan gurih, pasti karena sudah kecampur dengan lendir kamu…”.
“Ah.. masa pak, kalau begitu lain kali sebelum dimakan saya pakai dulu ya pak, soalnya sayangkan dari pada dibuang….”. Ya lain kali ngapain kamu pakai ketimun lagi, kan
“Kamu bisa bilang kesaya nanti saya kasih ketimun saya yang lebih enak dan empuk…”.
“Iya pak, kok bapak punya gede banget sih pak, kaya ketimun saja, punyanya bekas suami saya saja engga segini besar pak, wah.. pasti enak banget ya pak kalau dimasukin ke memek saya,… pak, tangan bapak jangan diam saja dong pak, mainin memek saya dong, soalnya memek saya juga sudah gatal pak dari tadi…”.
“Lah…. tadi saya mau garukin katanya kamu bisa garuk sendiri….”.
“Ia, kan tangan saya sudah sibuk garukin punya bapak jadi saya engga sempat pak….”.
“Ya sudah kamu naik dong ke ranjang saya dan baju kamu juga dicopot semuanya, saya saja sudah telanjang kok kamu masih pakai baju..”.
“Iya pak….”.
“Tia kalau begitu kita main 69 saja ya, supaya bisa sama-sama saling jilatin”.
“Ya terserah Bapak saja”.
“Ah…. Enak banget pak… terus pak….ach… ohh…. ah…. pak kita masukin aja yuk pak saya sudah engga tahan nih…. Kayaknya saya sudah mau keluar…. Aah…. ayo pak masukin sajaaaa…. saya sudah engga tahan niiihhhhh….”.

Tapi aku masih terus tahan engga mau langsung dimasukin dulu aku mau bikin dia kegilaan dan ketagihan aku masih terus menjilati serta mengisap kelentitnya yang bikin dia kegilaan.
“Aaaahhhhhh…. haaayyooo pakkkk masukin ajaaaa…saya sudahhhhh eeeengga tahaaan niiiihhh…. Aaaahhhhhh… haaayyooo pakkkk masukin ajaaaa..”. Tanpa buang waktu dan disuruh lagi dia langsung membalikan badan dan dia naik diatas badanku serta dimasukannya batang kemaluanku kedalam memeknya yang sudah basah akibat lendir kenikmatan

“Aaaahhhhhh…. haaayyooo pakkkk masukin biar dalam pak terus paaaakkk dorooooong pak dari bawah, ini musti masuk semua kedalam memek saya paaakkkk jangaaaan disisain paaakkkkk..”. Sambil terus mengoyangkan pantatnya dia berusaha memasukan batang kemaluanku yang besar dan panjang ini. Aku tidak tinggal diam aku berusaha mendorongnya kuat-kuat batang kemaluanku kedalam memeknya tapi rasanya sudah tidak bisa masuk lagi karena sudah mentok karena batang kemaluanku panjangnya 18 cm dengan diameternya 3,5cm sedangkan memeknya Tia mungkin kedalamannya cuma sekitar 16/17 cm jadi engga bisa masuk semuanya.

“Pak… sekarang gantian dong saya yang dibawah, bapak yang diatas supaya lebih bervariasi gitu..”. Sambil batang kemaluanku masih menancap pada memeknya Tia aku merubah posisi yang tadinya aku dibawah sekarang aku diatas sehingga aku lebih leluasa memandangi tubuhnya yang mulus tanpa dibungkus sehelai benangpun yang baru pertama kali aku melihatnya, memang payudaranya tidak sebasar istriku punya tapi aku justru lebih bergairah melihat payudara yang baru tumbuh dengan putting susunya yang masih kemerah-merahan.

“Ayo dong pak… dorong yang kencang, jangan ngelamun terus, ayooo aaaahhhhhh saaayaaa sudah engggaa tahaaan niiihhhh aaahhhh….sssshhhhhh….aaaahhhh saayaaa sudah mau keluar nihhh…. ini pak, susu saya juga di isepin dongggg…”. Memang dari tadi aku lebih banyak pasif dari pada aktifnya sehingga dia lebih banyak protesnya maka aku pun langsung mengisapi putting susunya yang sebelah kanan dan yang selelah kiri aku mainkan dengan tanganku sementara untuk yang bagian bawah itu urusan penisku.

“Sssshhhhhhh….. aaaahhhh…. enak ya Tia, lubang kamu masih sempit walaupun sudah banyak lendirnya…”.
“Iyaaa.. terruuusss paaakkk dorong lagi yang kencang, aahhhhh…ssshhhh… saayaaaa sudah ennga tahaaan nih…”. Tiba-tiba aku mencabut batang kemaluanku dari memeknya Tia.
“Kenapa dicabut pak ayo masukin lagi paaakkkk…..cepat paaakkk”,
“Tunggu Tia, saya mau pakai kondom dulu, soalnya saya takut nanti kamu hamil…”.
“Iya pak, ceeepetttt pak pakainya saya sudah engga tahan nih mau keluarrrrr..”. Sesudah memakai kondom maka akupun memasukan kembali batang kemaluanku kedalam memeknya Tia tiba-tiba,…. Acccchhhhhhhh….dia memeluku erat sekali sampai aku susah sekali bernafas.

Pin ini berisi gambar:

hhhh….. aaaaahhhhhhhh…. saya sudah engga tahan pak saya mau keluaaaaarrrrrrr aaahhhh….ssshhhh….wah eeenaaaak sekali pak, aachhhh……aaaahhhhhhhhh tapi bapak belum keluar ya???..”.
“Iya saya juga sebentar lagi… makanya saya pakai kondom supaya saya bisa keluarin di dalam, Tia sekarang kamu nungging ya, saya mau masukin dari belakang”.
“Ah jangan pak, enga mau ah nanti pantat saya sakit”.
“Engga saya juga engga mau masukin di pantat, saya masukinnya di memek kamu tapi kamu nungging ya..”.
“Begini pak..”.
“Iya..” ternyata dengan posisi nungging lubang memeknya semakin sempit lebih terasa gesekannya dan akhirnya akupun mengakhiri permainanku karena akupun sudah orgasme.

“Aaaahhhhhh…. Terima kasih Tia kamu sudah membantu saya.”.
“Terima kasih juga pak, bapak juga telah membantu saya, rupanya kita sama-sama kesepian ya pak”.
“Iya dan hobi kita juga sama ya Tia, suka mencari kenikmatan dengan bersex ria”.
“Iya, pak,..saya juga cape sekali pak…”.
“Ya sudah kamu tidur disini saja sekalian temani saya tidur…”.
“Iya deh pak, tapi dipelukin ya pak, saya kedinginan nih…”.
“Ia deh…,O ya Tia bagai mana kalau besok kita ke klinik…”.
“Emangnya mau apa pak, gatal saya sudah sembuh kok pak”.
“Bukan maksud saya kamu pakai kontrasepsi saja, jadi saya tidak harus pakai kondom terus, kan kamu juga engga enak kalau ada plastiknya, nanti kalau ditanya sama dokternya bilang aja kamu istri saya dan kamu engga mau hamil dulu karena kamu masih sekolah..”.
“Iya deh pak kita atur aja pak, supaya kita sama-sama bisa enak…”.

Sejak malam itu kalau istriku tidak ada dirumah, maka Tia yang selalu menemani aku tidur, tapi sayang Lebaran kemarin dia pulang kampung untuk menengok orang tuanya, dan dia berjanji akan kembali ke Jakarta, tapi aku ragu apakah dia di perbolehkan kembali ke Jakarta oleh orang tuanya???… Kita lihat saja nanti, yang pasti dalam beberapa minggu aku pasti kesepian lagi.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *